Nama:
Intan Pratiwi
NIM: 06121402017
MK: Bahasa Jurnalistik
NIM: 06121402017
MK: Bahasa Jurnalistik
Bab 10
Masalah Bahasa Lainnya
Dalam bab ini
dibicarakan beberapa masalah lain yang masih berkaitan dengan bahasa
jurnalistik, yaitu tentang kata-kata penat (tired words), keracuan
(kontaminasi), upaya hemat kata melalui ejaan, dan masalah bahasa jurnalistik
untuk radio dan televisi.
A. Kata
penat adalah kata yang sangat sering digunakan, sehingga orang bosan
membacanya, dan sering menjadi penat dan letih dibuatnya. Kata penat lazimnya
disebut kata-kata klise atau stereo type.
Contoh kata “dalam
rangka” sebagai kata penat:
- Dalam rangka usaha meningkatkan dan kesadaran rasa tanggung jawab masyarakat di wilayah Irian Barat dst
- Dalam rangka usaha meningkatkan dan kesadaran rasa tanggung jawab masyarakat di wilayah Irian Barat dst
Contoh sejumlah kata penat
:
-
Sementara itu
-
Dalam pada itu
-
Perlu diketahui
-
Dapat ditambahkan
-
Selanjutnya
-
Kemudian daripada itu
B.
Kerancuan adalah pencampuran dua
ungkapan (konstruksi bahasa) yang terjadi atau dilakukan tanpa disadari, tetapi
akibatnya bentuk ungkapan itu menjadi kacau.
Contoh-contoh
kontaminasi yang harus dihindarkan adalah:
-
Untuk sementara waktu
-
Sementara orang
-
Selain daripada itu
-
Dan lain sebagainya
-
Berhubung karena
-
Demi untuk
-
Agar supaya
C.
Hemat kata melalui ejaan
Rosihan
Anwar punya gagasan bahwa kita dapat melakukan penghematan melalui ejaan.
Contoh
yang diberikan adalah penulisan kata:
Shalat
= salat
Dzikir=
zikir
Wudhu=wudu
Negeri=negri
Putera=puta
Episode=episod
Perihal=prihal
Karier=karir
D.
Bahasa jurnalistik radio dan televisi
Mark W. Hall mengatakan
perbedaan pokok antara jurnalistik cetak dengan jurnalistik siaran ialah yang
pertama ditujukan untuk mata, sedangkan yang kedua untuk telinga. Oleh karena
itu, dia membedakan antara yang disebut see copy naskah untuk dilihat, dan hear
copy naskah untuk didengar.
Bahasa untuk hear copy
antara lain, harus:
a.
Dalam gaya percakapan
b.
Dengan kalimat-kalimat yang pendek dan
lugas
c.
Menghindarkan susunan kalimat terbalik
d.
Mengusahakan agar subjek dan predikat
letaknya berdekatan
Contoh kalimat yang digunakan dalam see copy:
Tidak akan ada lagi bahaya banjir untuk lima tahun mendatang di daerah DKI jaya, demikian diterangkan oleh Kepala Proyek Banjir DKI Drs ABC
Tidak akan ada lagi bahaya banjir untuk lima tahun mendatang di daerah DKI jaya, demikian diterangkan oleh Kepala Proyek Banjir DKI Drs ABC
Contoh kalimat dalam
hear copy:
Kepala Proyek Banjir DKI Jaya Drs ABC mengatakan bahwa tidak akan ada lagi bahaya banjir di daerah Jakarta untuk lima tahun mendatang.
Kepala Proyek Banjir DKI Jaya Drs ABC mengatakan bahwa tidak akan ada lagi bahaya banjir di daerah Jakarta untuk lima tahun mendatang.
Bahasa
berita televisi hendaknya:
- sederhana
- menggunakan kalimat tidak berbelit-belit
- menghindarkan pemakaian kalimat terbalik
- mengusahakan sedapat mungkin agar subjek dan predikat berdekatan letaknya.
- nilai mata uang asing harus sepadan dengan yang berlaku di Indonesia
- memberi penjelasan secukupnya
- kalimat harus singkat
- sederhana
- menggunakan kalimat tidak berbelit-belit
- menghindarkan pemakaian kalimat terbalik
- mengusahakan sedapat mungkin agar subjek dan predikat berdekatan letaknya.
- nilai mata uang asing harus sepadan dengan yang berlaku di Indonesia
- memberi penjelasan secukupnya
- kalimat harus singkat
Bab 11
Memburu dan Menyajikan
Berita
Tugas pertama seseorang
wartawan sehari-hari adalah memburu, mencari, atau menemukan berita.
Tugas seorang wartawan adalah mengumpulkan fakta-fakta sebanyak-banyaknya yang berkenaan dengan kejadian atau peristiwa itu.
Ada 2 cara mengumpulkan fakta-fakta: observasi dan wawancara.
- Observasi dilakukan dengan mendatangi secara langsung ke TKP.
- Wawancara adalah cara kedua dalam mengumpulkan fakta
Tugas seorang wartawan adalah mengumpulkan fakta-fakta sebanyak-banyaknya yang berkenaan dengan kejadian atau peristiwa itu.
Ada 2 cara mengumpulkan fakta-fakta: observasi dan wawancara.
- Observasi dilakukan dengan mendatangi secara langsung ke TKP.
- Wawancara adalah cara kedua dalam mengumpulkan fakta
Menyajikan Berita
Fakta-fakta yang sudah
terkumpul, baik dalam catatan di kertas maupun dalam bentuk rekaman, harus
diolah, disajikan menjadi naskah berita yang akan dicetak atau dimuat dalam
surat kabar atau majalah.
Dalam penyusunan
berita:
1. Pertama-tama merumuskan dulu judul berita.
2. Menyusun paragraf pertama yang merupakan teras, berisi “sari” dari isi berita tersebut. Sebagai teras berita, paragraf pertama harus dibuat singkat, tetapi menarik dan memuat unsur berita yang lengkap. Kata-kata harus dipilih semenarik mungkin.
3. Dilanjutkan dengan paragraf-paragraf berikutnya. Setiap paragraf berisi satu pokok gagasan yang diungkapkan dalam satu kalimat utama. Antara paragraf satu dengan paragraf yang lain, harus ada keterkaitan, ada penghubungan yang di dalam penulisan berita dinamakan peralihan.
1. Pertama-tama merumuskan dulu judul berita.
2. Menyusun paragraf pertama yang merupakan teras, berisi “sari” dari isi berita tersebut. Sebagai teras berita, paragraf pertama harus dibuat singkat, tetapi menarik dan memuat unsur berita yang lengkap. Kata-kata harus dipilih semenarik mungkin.
3. Dilanjutkan dengan paragraf-paragraf berikutnya. Setiap paragraf berisi satu pokok gagasan yang diungkapkan dalam satu kalimat utama. Antara paragraf satu dengan paragraf yang lain, harus ada keterkaitan, ada penghubungan yang di dalam penulisan berita dinamakan peralihan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar