Kelompok : 1. Anggun Saymona
2. Atik Namira
3. Ayu Neka Sari
2. Atik Namira
3. Ayu Neka Sari
Minat Baca
Pemuda Tingkatkan Kualitas Pendidikan
Pendidikan sebagai ujung
tombak suatu negara sangat diperlukan untuk memajukan bangsa. Setiap pemuda di
negara tersebut menjadi tumpuan kemana negara itu akan berjalan, dan pendidikan
yang ada pemuda di setiap negaranya akan berkontribusi penting bagi kemajuan
negara. Pendidikan tak hanya sekedar duduk di bangku sekolah, kalau saja setiap
pemuda memahami bahwa membaca menjadi poin terpenting dalam kehidupannya, maka
negara tersebut akan memiliki pemuda yang cerdas karena banyak membaca.
Di beberapa wilayah
Indonesia, anak-anak dan remaja disuguhi beragam jenis buku. Di kota-kota besar
misalnya, akses mudah untuk memperoleh bahan bacaan kerap ditemukan di toko
buku. Mereka dengan mudah membeli buku untuk dibaca bersama-sama atau sendiri.
Mudahnya akses bahan bacaan di kota-kota besar tentu memberikan dampak positif
bagi dunia pendidikan. Minat membaca di daerah tersebut dipastikan tinggi karena
mereka tidak sulit memperoleh bahan bacaan yang mereka perlukan. Disinilah
peran pendidikan, setiap mereka bertanggung jawab atas pengetahuan yang mereka
miliki. Dengan membaca, pengetahuan mereka pun bertambah seiring berkembangnya
usia mereka. Bahan bacaan yang awalnya komik, kemudian berlanjut ke buku
motivasi. Sehingga pendidikan tidak terbatas pada apa yang guru sampaikan di
kelas saja, namun ilmu pengetahuan mereka justru bertambah dari buku yang
mereka baca.
Lalu apa jadinya jika
fenomena di kota-kota besar itu berbanding terbalik dengan daerah terpencil di
Indonesia? Bukan saja guru yang menjadi masalah utama karena kekurangan tenaga
pengajar, tapi juga akses bahan bacaan juga menurun. Saya pernah mengalami hal
ini sewaktu bersekolah di Kelurahan Nipah Panjang II, Kecamatan Nipah Panjang,
Kabupaten Tanjab Timur, Kota Jambi. Sekitar tahun 1999-2003 saya berada disana,
sulit sekali menemukan buku bacaan bermutu bagi saya dan teman-teman. Saya
hanya bisa menikmati buku bekas, atau dikirim dari keluarga yang berada di
Palembang. Meski ada perpustakaan di sekolah, itu masih dirasa kurang untuk
memotivasi siswa dalam membaca. Perpustakaan hanya didirikan, namun saya merasa
daya tarik perpustakaan tersebut kurang, sehingga saya memilih membaca di luar
daripada meminjam buku di sekolah.
Dari dua fenomena di atas,
saya menyadari bahwa perlu adanya keseimbangan antara wilayah kota dan
desa terpencil untuk akses bahan bacaan. Jika saja minat baca anak-anak dan
remaja di desa terpencil sama tingginya dengan mereka yang berada di kota,
tentu ilmu pengetahuan yang mereka dapatkan sama rata. Pendidikan mereka pun
tak kalah dengan orang kota. Hal ini tentu meningkatkan motivasi mereka untuk
belajar dan menggali informasi sebanyak mungkin, demi menambah khasanah wawasan
pengetahuan.
Terkadang akses bahan
bacaan sudah diperoleh, setiap orang bebas memilih buku yang ia sukai, namun
tak jarang itu terbentur oleh kurangnya kesadaran diri untuk membaca buku.
Meski buku mudah diperoleh dimana-mana, namun saya masih menemukan banyak orang
tidak suka membaca. Dari pengamatan saya, bahan bacaan mereka hanya terbatas
pada buku pelajaran dan buku diktat kuliah. Hal ini cenderung membentuk
seseorang sebagai pribadi yang tidak ingin menambah pengetahuan, tidak berusaha
mencari informasi seluas-luasnya dari bahan bacaan, dan yang paling penting
wawasan hanya terbatas pada buku pelajaran saja.
Contoh paling kecil di
sekitar saya adalah mereka memiliki uang untuk membeli buku, tapi mereka tidak
membeli bahkan untuk membaca di perpustakaan saja tidak. Kejadian seperti ini
membuktikan bahwa motivasi untuk membaca saja kurang, apalagi untuk membaca.
Kurangnya minat membaca pada beberapa orang tak pelak membuat mereka
kekurangan pengetahuan. Padahal membaca justru membuka cakrawala dan
menambah pengetahuan yang awalnya tidak tahu menjadi tahu. Dengan adanya
motivasi membaca, seseorang akan terus menerus mencari bahan bacaan yang dapat
menambah sudut pandang kehidupan.
Pendidikan sama halnya
seperti perkembangan anak dari mulai bayi hingga dewasa, dan selalu diberikan
gizi yang baik untuk meningkatkan perkembangan dari tahun ke tahun. Begitu pula
dengan pendidikan, seseorang yang dari tahun ke tahun terus meningkatkan bahan
bacaannya akan memperoleh ilmu pengetahuan yang luas daripada teman sebayanya.
Ia akan mencari ilmu pengetahuan dari berbagai bahan bacaan, baik itu ia
dapatkan dari buku atau brwosing di internet. Ketika minat baca seseorang
meningkat, maka akan berdampak pada kualitas pendidikan di negara
tersebut.
Dua masalah di atas adalah
hal yang paling krusial untuk cepat dilaksanakan jika pendidikan di Indonesia
maju. Guru sebagai pendidik bertugas tidak saja mengajar, tapi juga memotivasi
siswanya untuk membaca. Namun, sebelum memotivasi siswa untuk membaca, tanyakan
dulu pada diri kita, apa selama ini kita telah meningkatkan pengetahuan dengan
membaca? Kalau guru saja tidak suka membaca, bagaimana dengan anak didiknya?
Pendidikan justru bukan terekam pada tingginya nilai di raport akhir semester
atau kenaikan kelas, namun pendidikan yang mencerdaskan anak bangsa adalah
tingginya minat baca setiap individu.
Sebagai calon guru, saya
bersama teman-teman telah membentuk sebuah komunitas yang diprioritaskan kepada
anak-anak dan remaja kurang beruntung di Jambi untuk meingkatkan minat baca dan
nulis. Sahabat Ilmu Jambi setidaknya ingin memberikan kontribusi bagi dunia
pendidikan melalui peningkatan minat baca dan nulis. Dengan mengikuti
konferensi ini, saya ingin menggali informasi dari setiap peserta yang berguna
bagi pengembangan minat baca dan nulis di Jambi.
Menyadari pentingnya
membaca sejak dini dan tersedianya bahan bacaan baik di kota maupun desa
terpencil, guru berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Disini guru bertindak memotivasi mereka untuk menumbuhkembangkan minat baca,
menyediakan bahan bacaan, dan tidak sekedar mengajar. Guru sebaiknya banyak
membaca agar ia banyak memberikan pengetahuan kepada anak didik, tidak terbatas
pada bahan pengajaran saja. Guru sebaiknya memotivasi anak didik untuk banyak
membaca. Karena banyak membaca akan menambah pengetahuan, dan jika pengetahuan
bertambah maka kualitas pendidikan di Indonesia akan meingkat. Kecerdasan anak
bangsa bergantung pada buku apa yang mereka baca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar