Senin, 12 Mei 2014

TAJUK RENCANA

Nama   : 1. Tri Intan Pratiwi
              2. Nendy Shella Inayah
              3. Anggun Saymona
MK      : Bahasa Jurnalistik
                                                                                                                                                      
Tajuk Rencana
Senin, 24 Maret 2014

Menyontek, Santapan Enak

            Menyontek sudah menjadi hal yang lumrah dan tidak asing lagi di Indonesia, khususnya dikalangan pelajar atau mahasiswa. Menyontek merupakan tindakan yang curang, bohong, penipuan guna memperoleh keuntungan tertentu dengan mengorbankan kepentingan orang lain. Hal ini, tentu sudah menjadi tradisi dan turun temurun dilakukan bagi pelajar atau mahasiswa setiap kali ada ujian. Menyontek ibaratkan santapan lezat secara instan. Dengan menyontek, para pelajar atau mahasiswa berpikir pasti memperoleh nilai yang baik tanpa susah payah untuk belajar. Berbagai cara mereka siasati demi memperoleh contekkan, baik itu siasat dari mereka sendiri maupun bersama-sama.
            Siasat menyontek tersebut mereka buat dengan rapi agar para guru maupun pengawas tidak mengetahuinya. Demi kelancaran aksi menyontek, pelajar atau mahasiswa bekerja sama dengan siasat kode gerak tubuh untuk saling memberikan jawaban jika soal itu berbentuk pilihan ganda. Banyak lagi siasat yang mereka lakukan jika soal itu berbentuk esai, misalnya meletakkan contekkan di dalam saku baju, dasi, kerah baju, kotak pensil, kaos kasi, dan ada yang menuliskan contekkan pada kertas jawaban menggunakan pensil. Sesama mereka saling lirik melirik jawaban ketika guru maupun pengawas sedang lengah. Hal ini semata-mata untuk memperoleh nilai bagus, meskipun yang mereka contek belum tentu benar asal semua soal dapat dijawab.
            Bagi pelajar atau mahasiswa menyontek adalah alternatif muda yang membawa keuntungan. Sebab, menyontek menjadi aset baik dalam memperoleh nilai besar. Padahal, menyontek yang mereka lakukan hanyalah timbul akibat tidak percaya diri dalam menjawab soal sendiri. Kenyamanan dari menyontek, mengabaikan kemampuan yang mereka miliki sehingga malas belajar. Jika aksi menyontek ini dibiarkan terus menerus akan membawa dampak negatif bagi generasi terdepannya kelak. 
Kita tahu, bahwa menyontek perbuatan yang tidak lazim untuk dilakukan bagi seorang yang berpendidikkan. Menyontek akan merusak rasa kejujuran secara perlahan. Oleh karena itu, sebagai pendidik seharusnya lebih menjaga ketat dalam mengawasi pelajar atau mahasiswa dalam mengikuti ujian. Pendidik harus mempunyai strategi untuk mencegah aksi menyontek terutama dengan pandai dalam membuat soal, membuat sanksi yang tegas kepada yang ketahuan menyontek, harus cekatan dalam mengatur posisi duduk, dan harus jeli dalam memperhatikan gerak gerik yang mencurigakan pada pelajar atau mahasiswa saat berlangsung ujian.
Orangtua pula harus berpartisipasi dalam mencegah kebiasaan menyontek yang membudaya ini. Orangtua harus pandai mengontrol kegiatan anak di sekolah. Ketika ada ujian, orangtua harus membimbing anak untuk belajar. Jika anak bermalasan, orangtua harus mempunyai strategi membujuk anak, harus secara tegas mendidik anak selalu berbuat jujur dan memberikan arahan bahwa menyontek itu adalah hal tak baik sehingga anak dapat mengerti akan buruknya menyontek tersebut. Dengan perlahan, akan mengontrol jiwa anak enggan dalam menyontek.

Sebaiknya pula, pemerintah harus pandai dalam menilik soal-soal ujian dengan memperketat pengawasan pada saat ujian. Pemerintah bertindak tegas dengan memuat Undang-undang mengenai lararangan menyontek. Sehingga, kebudayaan menyontek dapat di cegah secara tuntas sedini mungkin. Dengan demikian, menyontek menjadi hal yang ditakuti para pelajar atau mahasiswa karena terdapat sanksi yang tegas tersebut. Dari cara inilah, kita dapat tegas melestarikan kejujuran di dalam bangsa.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar