Minggu, 11 Mei 2014

Nama Kelompok:
1.      Intan Pratiwi
2.      Umi Qasanah
3.      Beny Aria Akbar

Artikel
Pudarnya Sastra di Hati Pemuda
oleh: Beny, Intan dan Umi

Indonesia minim akan budaya membaca, terutama membaca karya sastra. Hal ini dibuktikan dengan minimnya para sastrawan muda yang melahirkan karya-karya sastra yang baru. Jika kita melihat ke belakang pada angkatan 45. Indonesia memiliki sastrawan muda yang bernama Chairil Anwar. Chairil Anwar memberikan terobosan baru dalam menciptakan karya sastra.
Para pemuda masa kini lebih cenderung melakukan hal-hal yang kurang bermanfaat. Mereka menganggap hal itu menyenangkan. Misalnya, para pemuda lebih senang menghabiskan waktu untuk mengunjungi media sosial daripada membaca, terutama membaca karya sastra.
Perkembangan minat baca dan kemampuan membaca karya sastra memang sangat memprihatinkan. Hal ini disebabkan metode yang diberikan terhadap siswa pada umumnya kurang bahkan tidak menyenangkan. Sebagian besar metode yang ada hanya berorientasi pada hasil bukan pada proses. Rendahnya minat baca siswa menjadikan kebiasaan membaca yang rendah dan kebiasaan membaca yang rendah ini menjadikan kemampuan membaca rendah.

Berbicara tentang karya sastra, sejatinya apresiasi sastra dapat dilakukan dalam kegiatan formal. Kegiatan dilakukan antara lain di sekolah atau di kampus-kampus, namun disinyalir bahwa kemampuan siswa atau mahasiswa dalam mengapresiasi karya sastra masih belum memuaskan. Salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan apresiasi sastra indonesia dalam pembelajaran sastra dapat digunakan berbagai model pembelajaran. Sebenarnya melalui jenjang pendidikan formal inilah pendidik dituntut untuk menumbuhkan kecintaan terhadap karya sastra dalam diri setiap siswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar