Nama
Kelompok:
1.
Intan
Pratiwi
2.
Umi
Qasanah
3.
Beny
Aria Akbar
Artikel
Pudarnya
Sastra di Hati Pemuda
oleh: Beny, Intan dan Umi
oleh: Beny, Intan dan Umi
Indonesia
minim akan budaya membaca, terutama membaca karya sastra. Hal ini dibuktikan
dengan minimnya para sastrawan muda yang melahirkan karya-karya sastra yang
baru. Jika kita melihat ke belakang pada angkatan 45. Indonesia memiliki
sastrawan muda yang bernama Chairil Anwar. Chairil Anwar memberikan terobosan
baru dalam menciptakan karya sastra.
Para
pemuda masa kini lebih cenderung melakukan hal-hal yang kurang bermanfaat.
Mereka menganggap hal itu menyenangkan. Misalnya, para pemuda lebih senang
menghabiskan waktu untuk mengunjungi media sosial daripada membaca, terutama
membaca karya sastra.
Perkembangan
minat baca dan kemampuan membaca karya sastra memang sangat memprihatinkan. Hal
ini disebabkan metode yang diberikan terhadap siswa pada umumnya kurang bahkan
tidak menyenangkan. Sebagian besar metode yang ada hanya berorientasi pada
hasil bukan pada proses. Rendahnya minat baca siswa menjadikan kebiasaan
membaca yang rendah dan kebiasaan membaca yang rendah ini menjadikan kemampuan
membaca rendah.
Berbicara
tentang karya sastra, sejatinya apresiasi sastra dapat dilakukan dalam kegiatan
formal. Kegiatan dilakukan antara lain di sekolah atau di kampus-kampus, namun
disinyalir bahwa kemampuan siswa atau mahasiswa dalam mengapresiasi karya
sastra masih belum memuaskan. Salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan
apresiasi sastra indonesia dalam pembelajaran sastra dapat digunakan berbagai
model pembelajaran. Sebenarnya melalui jenjang pendidikan formal inilah
pendidik dituntut untuk menumbuhkan kecintaan terhadap karya sastra dalam diri
setiap siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar