Nama : Tri Intan Pratiwi
NIM : 06121402015
Prodi : Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia

Bahasa Jurnalistik
1. Carilah tajuk
rencana tentang politik dan pendidikan.
2. Analisislah
mengenai segi bahasa, kalimat, diksi, dan ejaannya.
3. Tentukan dari
segi teori dan termasuk tesis tajuk rencana apa.
TRIBUN SUMSEL
Tribun
Corner
Senin, 24 Maret 2014
Perang Politik Kaum
Elite
Perang politik di media
massa menjelang Pemilu 2014 semakin panas sejak musim kampanye Pileg dibuka.
Iklan parpol begitu dirasa di media televisi, yang notabene, media paling akrab
dengan masyarakat Indonesia yang cukup disaksikan dengan cara visual.
Semua elite tokoh politik
terjun langsung dalam iklan-iklan parpol. Mereka sepertinya sudah tak segan
lagi untuk mengajak masyarakat memenangkan parpol-nyadengan menjual janji dan
harapan.
Sebut saja iklan parpol
Demokrat. Kalau lima tahun lalu, tokoh-tokoh yang muncul cukup banyak ditampilkan.
Mulai dari Angelina Sondach, Anas Urbaningrum, Andi Malarangeng hingga Edie
Baskoro. Namun tokoh-tokoh itu lenyap di tahun ini. Tak ada tokoh
pengganti.iklan parpol Demokrat lebih banyak menampilkan anak-anak muda dan
Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono di penghujung iklan. SBY tampaknya memang
harus turun tangan untuk memenangkan parpol yang dirintisnya. Kalau bukan SBY,
siapa lagi?
Demikian juga iklan Partai
Amanat Nasional. Tokoh yang tampil tentu saja Hatta Rajasa yang digadang-gadang
sebagai calon presiden. Parpol lain seperti Golkar, Hanura, PKPI dan lain-lain
juga mengandalkan tokoh sentralnya. Hanya beberapa parpol saja yang lebih
mengedepankan isu-isu di masyarakat meski tetap ada unsur narsis di dalamnya.
Seperti iklan PDI-P, Partai Nasdem, PKS, dan sebagainya.
Dibandingkan dengan edisi
pesta demokrasi lima tahunan sebelumnya, karena terdapat sejumlah politisi yang
memiliki media di Tanah Air. Anggota Dewan Pers Nezar Patria misalnya, menialai
pada pemilu 2014 perang politik di media akan semakin terasa lebih ketat
terlebih kini capres-cawapres adalah orang-orang yang menjadi pemilik korporasi
media.
Media akan terus menjadi
“outlet etalase” partai politik dalam memperkenalkan dirinya kepada publik.
Tinggal bagaimana partai mampu mengemas iklannya dengan cara kreatif dan
efektif dalam menarik minat publik. Di satu sisi partai membutuhkan publikasi,
sedang media akan mendapatkan pemasukan dari ruang iklan yang dijual. Namun
pemilik dari media akan memiliki keleluasaan yang lebih dalam menyiarkan iklan
yang terkait dengan partai atau dirinya.
Beberapa pemilik media yang
berhasil dalam kancah politik hingga meraih kekuasaan di dunia pernah terjadi
di Italia dengan Silvio Berlusconi atau di Thailand ada Thaksin Shinawatra,
sehingga Indonesia akan bisa menjadi seperti tersebut. Tanda-tanda kondisi ini
terlihat adanya para pemilik media yang mencalonkan diri sebagai calon presiden
(capres) dan wakil presiden (cawapres) merupakan pemilik telivisi yang menjadi
media primadona dalam pemilu. Aburizal Bakrie dengan media AN TV dan TV One.
Surya Paloh ketua umum Partai Nasdem, dengan media Metro TV. Lalu Hanura lewat
pasangan Wiranto dan Hanura, yang memiliki media grup MNC.
Kondisi ini mememrlukan
peraturan dan pengawasan ketat terhadap gerak gerik politik menjelang Pemilu
2014. Media juga harus proposional dalam memberitakan karena media akan semakin
memiliki peran sentral dalam mengelola kebutuhan public mengenai informasi
Pemilu 2014.
KPU sendiri berupaya
menerapkan asa keadilan sebagai elemen penting dalam implementasi kampanye dan
iklan parpol maupun caleg. Terakhir, masyarakatlah yang akan menentukan
pilihannya sendiri. Masyarakat diyakini telah cukup pintar untuk menilai dan
apakah tertarik melihat iklan-iklan parpol tersebut.
Analisis
Tajuk
rencana yang berjudul “ Perang Politik Kaum Elite” telah memenuhi syarat tajuk
rencana, yakni.
1. Provokatif
2. Singkat, padat, dan langsung pada pokok pembicaraan
3. Relevan, yaitu tidak menyimpang pada topik
4. Fungsional, yaitu bersifat mandiri
5. Informal, yakni atraktif, hidup, dan segar
6. Penyederhanaan masalah
Penggunaan
bahasanya menarik. Kalimatnya ringkas, lugas, dan tegas. Pilihan kata (diksi)
tepat dan sesuai dengan susunan kalimatnya. Ejaannya benar dan mudah dipahami.
Tajuk
rencana “ Perang Politik Kaum Elite” menggunakan segi teori Sees dan termasuk
tesis terbuka. Tajuk rencana ini terdiri dari pembuka, penghubung, penutup.
Koran tempo
OPINI
JUM AT, 07 MARET 2014
Rembuk Nasional Pendidikan dan
Kebudayaan
Darmaningtyas
Majelis Luhur Tamansiswa
Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan kembali menyelenggarakan acara Rembuk Nasional Pendidikan dan
Kebudayaan (RNPK) pada Maret 2014. Ada sejumlah agenda yang akan dibahas dalam
sidang-sidang komisi dalam RNPK 2014, yaitu mengenai kebijakan PAUDNI, implementasi
Kurikulum 2013 (penyediaan buku), implementasi Kurikulum 2013 (pelatihan guru),
pelaksanaan ujian nasional (UN) 2014, kebijakan Pendidikan Tinggi, dan
kebijakan Pengembangan Kebudayaan.
Para kepala dinas
lebih berharap pada persoalan yang konkret-konkret, seperti penuntasan program
wajib belajar sembilan tahun, pendidikan universal (pendidikan dasar 12 tahun),
dana BOS agar tidak terlambat dan mengurangi beban masyarakat maupun sekolah,
penuntasan sertifikasi guru berikut kelancaran pembayaran tunjangan
sertifikasi, UN yang tidak menjadi momok masyarakat, serta kejelasan mengenai
kesiapan implementasi Kurikulum 2013.
Evaluasi kinerja
Kemdikbud 2010-2014 sebetulnya sudah jelas sekali, seperti halnya kementerian
lainnya, selalu ada plus-minusnya. Dari segi aksesibilitas, dari pendidikan
dasar sampai pendidikan tinggi, ada perbaikan signifikan. Pada tingkat
pendidikan dasar, besaran Bantuan Operasional Sekolah (BOS) telah mencapai 100
persen dari kebutuhan biaya operasional pendidikan sehingga, asalkan datang
tepat waktu, maka semestinya sekolah tidak perlu melakukan pungutan lagi.
Demikian pula
pendidikan universal telah dijalankan di beberapa daerah yang menjadi pilot
project-nya. Sedangkan angka partisipasi pendidikan tinggi (APPT) naik cukup
signifikan, yaitu dari 18 persen (2010) menjadi 28 persen (2013) atau dari
sekitar 4,6 juta menjadi 5,4 juta mahasiswa. Salah satu langkah untuk
menggenjot APPT adalah menegerikan 20 PTS yang tersebar di seluruh Indonesia,
terutama di luar Jawa. Langkah ini positif untuk mempercepat pemerataan
pendidikan, terutama di luar Jawa.
Namun persoalan guru
sampai sekarang belum ada tanda-tanda selesai. Problem terbesar pada guru saat
ini adalah jumlahnya yang terlalu banyak (2,9 juta), tapi dengan kualitas yang
pas-pasan. Sedangkan persoalan di antara sesama guru adalah adanya kecemburuan
sosial dari para guru yang belum tersertifikasi dengan guru-guru yang sudah
tersertifikasi. Guru-guru yang sudah tersertifikasi mendapatkan tunjangan
profesi sebesar gaji pokok sebagai guru, sedangkan guru-guru yang belum
tersertifikasi hanya menerima gaji dan tunjangan fungsional, sementara mereka
melaksanakan tugas yang sama.
Kecemburuan antarguru
berpengaruh terhadap suasana kerja, dan akhirnya dirasakan oleh para murid,
bahwa ada guru-guru yang melaksanakan tugas dengan penuh semangat, tapi ada
guru yang sepertinya ogah-ogahan. Di sisi lain, pemerintah tidak bisa
melaksanakan sertifikasi secara serentak karena keterbatasan anggaran. Dengan
jumlah guru yang tersertifikasi seperti saat ini saja, gaji guru dan tunjangan
profesi guru dan dosen telah menyedot 70 persen dari total anggaran pendidikan,
apalagi bila 2,9 juta guru tersertifikasi semua, tentu akan menghabiskan semua
anggaran pendidikan untuk gaji dan tunjangan guru, sehingga tidak tersedia lagi
biaya operasional pendidikan.
Persoalan guru ini
tidak akan pernah selesai, mengingat besarnya jumlah guru dan terbatasnya
anggaran pendidikan yang harus terbagi untuk operasional. Isu lama yang tetap
akan menjadi ganjalan adalah masalah ujian nasional (UN). Kinerja Kemdikbud
2010-2014 sempat terpuruk pada 2013 dengan adanya penundaan pelaksanaan UN di
11 provinsi lantaran distribusi soalnya terlambat. Dan, masalah UN akan terus
menjadi polemik bila pemerintah mengimplementasikan Kurikulum 2013. Semangat
kurikulum yang lebih mendorong proses pembelajaran siswa aktif dan siswa
mencari tahu, bukan diberi tahu akan tepat bila sistem evaluasi belajarnya
tidak memakai UN. Tapi pemerintah, melalui PP Nomor 32 Tahun 2013 yang
merupakan revisi terhadap PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, masih tetap menerapkan UN untuk tingkat SMP-SMTA (SMA dan SMK). Ini
akan jadi masalah selamanya karena bertentangan dalam hal prinsip pembelajaran.
Persoalan baru yang
perlu mendapat perhatian serius adalah implementasi Kurikulum 2013. Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan M. Nuh bertekad akan melaksanakan Kurikulum 2013 100
persen mulai tahun ajaran 2014/2015. Padahal persiapan untuk implementasi amat
minim. Banyak guru yang sampai sekarang belum mengerti desain Kurikulum 2013
itu sendiri, apalagi memahami isinya.
Untuk memahami
substansi Kurikulum 2013, dibutuhkan pengetahuan yang cukup tentang Kurikulum
Terintegrasi, dan sayangnya itu tidak dimiliki oleh para guru. Itu sebabnya,
menurut penulis, Kemdikbud tidak perlu memaksakan implementasi Kurikulum 2013
kepada seluruh sekolah di Indonesia, tapi dipersilakan pada sekolah-sekolah
yang telah siap.
Jadi perlu ada masa
transisi minimum tiga tahun untuk pindah dari KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan) ke Kurikulum 2013. Semoga isu-isu yang mengemuka di lapangan
seperti itu dibahas dalam RNPK 2014, tidak hanya bicara dalam tataran makro,
tapi juga harus menyelesaikan persoalan riil di lapangan.
Analisis
Tajuk
rencana yang berjudul “Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan” telah
memenuhi syarat tajuk rencana, yakni.
1. Provokatif
2. Singkat, padat, dan langsung pada pokok pembicaraan
3. Relevan, yaitu tidak menyimpang pada topik
4. Fungsional, yaitu bersifat mandiri
5. Informal, yakni atraktif, hidup, dan segar
6. Statistik, penyederhanaan masalah, serta pemberian
makna terhadap deretan angka
Penggunaan
bahasanya menarik. Kalimatnya ringkas, lugas, dan tegas. Pilihan kata (diksi) kurang
tepat dan tidak sesuai dengan susunan kalimatnya. Ejaannya benar dan mudah
dipahami maknanya.
Tajuk
rencana “Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan” menggunakan segi teori
Ansua dan termasuk tesis terbuka. Tajuk rencana ini terdiri dari pembuka,
penghubung, penutup.
analisis fakta dan opininya di blog ...
BalasHapus